Kamis, 31 Maret 2011

Dampak Reaksi Nuklir

JAKARTA - Ledakan reaktor nuklir di Jepang, menyebabkan kekhawatiran yang luas mengenai dampaknya bagi manusia. Di Indonesia, Badan Pengawasan Obat dan Makanan (BPOM) bahkan berencana menyortir bahan makanan yang berasal dari Jepang. Seberapa bahayakah radiasi ini bagi manusia?

Dirjen Pengendalian Penyakit dan Penyehatan Lingkungan (P2PL) Kementerian Kesehatan Tjandra Yoga Aditama mengatakan, bahaya dari radiasi ini sejatinya hanya bagi mereka yang terpapar di lokasi sekitar reaktor nuklir tersebut.

“Untuk kasus di Jepang, menurut WHO, who believes the public health risk is small. Tentu maksudnya bagi mereka yang tinggal tidak di dekat lokasi reaktor nuklir. Juga tidak ada rekomendasi khusus WHO tentang makanan dari Jepang dan lain-lain,” kata kepada okezone, Rabu (16/3/2011).

Dampak kesehatan yang dialami penduduk yang tinggal di sekitar reaktor nuklir, kata Tjandra, juga berbeda-beda tergantung jumlah dosis pemaparan radiasi, jangka waktu pemaparan, dan banyaknya bagian tubuh yang terkena radiasi.

Misalnya, dosis tunggal yang diberikan dalam waktu singkat bisa berakibat fatal. Tetapi dosis yang sama yang diberikan selama beberapa minggu atau beberapa bulan, bisa hanya menimbulkan efek yang ringan.

“Jadi jumlah dosis total dan kecepatan pemaparan menentukan efek radiasi terhadap bahan genetik pada sel,” ujarnya.

Tjandra menambahkan, sindroma radiasi akut juga bisa menyerang berbagai organ tubuh yang berbeda, seperti sindroma otak yang terjadi jika dosis total radiasi sangat tinggi yakni lebih dari 30 gray. ”Ini berakibat fatal,” katanya.

Gejala awalnya berupa mual dan muntah, lalu diikuti oleh lelah, ngantuk dan kadang koma. Gejala ini kemungkinan besar disebabkan oleh adanya peradangan pada otak. Beberapa jam kemudian akan timbul tremor (gemetar), kejang, tidak dapat berjalan, hingga menemui ajal.

Dampak berikutnya adalah sindroma saluran pencernaan akibat terjadi dosis total radiasi yang lebih rendah, yaitu 4 gray atau lebih. Gejalanya berupa mual hebat, muntah dan diare, yang menyebabkan dehidrasi berat.

Sindrom lainnya akibat dampak radiasi ini adalah sindroma hematopioetik, yang menyerang sumsum tulang, limpa dan kelenjar getah bening. Semuanya merupakan tempat pembentukan sel-sel darah yang utama.

“Sindroma ini terjadi jika dosis total mencapai 2-10 gray dan diawali dengan berkurangnya nafsu makan, apati, mual dan muntah. Gejala yang paling berat terjadi dalam waktu 6-12 jam setelah pemaparan dan akan menghilang dalam waktu 24-36 setelah pemaparan,” jelas dia.

Menurut Tjandra, dampak radiasi nuklir juga berakibat pada kekurangan sel darah putih yang seringkali menyebabkan terjadinya infeksi yang berat. “Jika dosis total lebih dari 6 gray, maka biasanya kelainan fungsi hematopoietik dan saluran pencernaan akan berakibat fatal,” tutupnya.

Jumat, 18 Maret 2011

Hal Tersulit

Kadang ku berfikir Apakah yang harus kulakukan
saat seperti ini
saat aku membutuhkanMu
saat aku ingin berada di sampingMu
Aku bingung
Aku takut
Aku lemah
Dalam kesendirianku
Aku malu
Aku Benci
Aku hina
Tanpa Engkau

Ingin rasanya ku berlari
Sambil berteriak
Adilkah ini untuk hidupku
Adilkah ku jalani liku ini?

Engkau Tuhannku
Berikan aku ketabahan
Ruang dan Waktu yang engkau beri
Tolong beri kekuatan
Atas apa yang telah Engkau gariskan

Kubersembah berlinang air mata
Ku bersujud berderai peluh
Ku Mohon..
Permudah jalanku
Permudah untuk jalani ini